Profil Desa Musuk

Ketahui informasi secara rinci Desa Musuk mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Musuk

Tentang Kami

Profil Desa Musuk, pusat pemerintahan dan ekonomi Kecamatan Musuk, Boyolali. Mengupas perpaduan dinamis antara sektor pertanian, perdagangan yang berpusat di Pasar Musuk, dan jasa sebagai pilar penggerak utama kemajuan wilayah di lereng Merapi.

  • Pusat Administratif dan Layanan Publik

    Desa Musuk merupakan ibu kota Kecamatan Musuk, menampung semua fasilitas pemerintahan, kesehatan (Puskesmas), dan pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat layanan bagi seluruh desa di sekitarnya.

  • Jantung Perekonomian Regional

    Perekonomiannya sangat beragam dan tidak hanya bergantung pada pertanian. Sektor perdagangan, yang berdenyut di Pasar Musuk, dan sektor jasa menjadi pilar utama yang menggerakkan roda ekonomi kecamatan.

  • Titik Temu Komunitas

    Desa ini berfungsi sebagai pusat interaksi sosial dan ekonomi (hub) bagi masyarakat dari berbagai desa di sekitarnya, menjadi titik temu vital di mana hasil bumi bertemu dengan pasar dan kebutuhan masyarakat bertemu dengan layanan.

XM Broker

Desa Musuk, yang menyandang nama yang sama dengan kecamatannya, memegang peranan istimewa sebagai pusat pemerintahan, sosial dan denyut nadi perekonomian bagi seluruh wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Berbeda dengan desa-desa di sekitarnya yang berfokus pada produksi agraris, Desa Musuk telah berkembang menjadi sebuah pusat layanan yang dinamis. Di sinilah sektor pertanian, perdagangan, dan jasa berpadu, menciptakan sebuah ekosistem yang menopang kemajuan seluruh kawasan. Profil ini akan mengupas tuntas posisi strategis Desa Musuk, wajah komunitasnya yang majemuk, serta sinergi tiga pilar ekonomi yang menjadikannya sebagai "ibu kota" bagi masyarakat lereng Merapi.

Geografi Strategis sebagai Pusat Wilayah

Secara geografis, Desa Musuk berlokasi di posisi yang sangat strategis di jantung Kecamatan Musuk. Letaknya yang sentral menjadikannya titik temu dan akses yang mudah dijangkau dari desa-desa lain di sekitarnya. Topografinya berupa perbukitan landai khas lereng timur Gunung Merapi, sebuah lokasi yang cukup stabil dan ideal untuk pengembangan pusat permukiman dan fasilitas publik.Luas wilayah Desa Musuk tercatat sekitar 4,82 kilometer persegi. Berdasarkan data kependudukan hingga September 2025, desa ini dihuni oleh sekitar 5.100 jiwa. Tingkat kepadatan penduduknya yang mencapai 1.058 jiwa per kilometer persegi merupakan salah satu yang tertinggi di kecamatannya, mencerminkan fungsinya sebagai pusat populasi dan aktivitas. Di desa inilah berdiri berbagai bangunan vital, seperti Kantor Camat Musuk, Puskesmas Musuk, markas Polsek dan Koramil, serta lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah, yang semuanya melayani kebutuhan ribuan warga dari seluruh penjuru kecamatan.

Wajah Komunitas yang Dinamis dan Majemuk

Ciri khas utama yang membedakan Desa Musuk dari desa-desa tetangganya ialah keragaman profesi dan latar belakang penduduknya. Jika desa sekitar didominasi oleh petani dan peternak, maka Desa Musuk memiliki struktur sosial yang jauh lebih majemuk. Komunitasnya terdiri dari aparatur sipil negara (ASN), guru, tenaga kesehatan, pedagang, pengusaha jasa, selain petani dan peternak yang juga masih eksis.Keberagaman ini menciptakan lingkungan sosial yang lebih dinamis dan terbuka. Interaksi harian tidak hanya terjadi antarpetani, tetapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat yang berbeda. Desa Musuk menjadi tempat di mana informasi dari luar (melalui para pegawai dan pedagang) bertemu dengan kearifan lokal (dari para petani), menciptakan sebuah komunitas yang kaya akan wawasan dan lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan zaman.

Pasar Musuk sebagai Denyut Nadi Perdagangan

Jantung perekonomian Desa Musuk berdetak paling kencang di Pasar Musuk. Pasar tradisional ini bukan sekadar tempat jual beli, melainkan pusat perputaran ekonomi seluruh kecamatan. Setiap hari pasaran, para petani dan peternak dari desa-desa sekitar seperti Sruni, Kembangsari, dan Kebongulo akan membawa hasil bumi mereka—mulai dari sayuran segar, jagung, hingga susu—untuk dijual kepada para pedagang di Pasar Musuk.Dari pasar inilah, hasil bumi tersebut kemudian didistribusikan lebih lanjut ke pasar-pasar yang lebih besar di Boyolali dan kota-kota lainnya. Sebaliknya, para pedagang di Pasar Musuk juga menyediakan berbagai kebutuhan pokok, sandang, peralatan pertanian, dan pakan ternak yang dibutuhkan oleh masyarakat dari seluruh penjuru kecamatan. Keberadaan pasar ini menciptakan efek domino ekonomi yang menghidupi ratusan pedagang, kuli angkut, penyedia jasa transportasi, dan pemilik warung makan di sekitarnya, menjadikannya sebagai urat nadi perdagangan yang vital.

Sinergi Tiga Pilar: Pertanian, Perdagangan, dan Jasa

Model ekonomi Desa Musuk berdiri kokoh di atas sinergi tiga pilar yang saling menguatkan. Pilar pertama ialah sektor pertanian, yang meskipun bukan satu-satunya, tetap menjadi fondasi penting yang memasok produk untuk pilar kedua. Lahan-lahan di pinggiran desa masih produktif menghasilkan sayuran dan menjadi lokasi peternakan sapi.Pilar kedua, yakni sektor perdagangan, menjadi motor penggerak utama. Berpusat di Pasar Musuk, sektor ini memberikan nilai tambah bagi produk pertanian dan memastikan perputaran uang berjalan lancar di seluruh wilayah. Tanpa adanya pusat perdagangan ini, para petani dari desa sekitar akan kesulitan memasarkan hasil panen mereka secara efisien.Pilar ketiga ialah sektor jasa, yang mencakup layanan pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan keuangan. Kehadiran berbagai fasilitas publik ini tidak hanya melayani kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga menciptakan lapangan kerja non-pertanian yang stabil dan menarik penduduk untuk menetap. Sinergi antara ketiga pilar inilah yang menjadikan Desa Musuk sebagai pusat pertumbuhan yang tangguh dan berkelanjutan bagi seluruh Kecamatan Musuk.